Akhir-akhir ini tren thrifting sedang berkembang dengan pesat, selain karena dianggap merupakan cara berhemat yang cerdas. Thrifting dinilai sebagai aktivitas yang memberi dampak atau kontribusi dalam menjaga lingkungan tetap ramah.Kami juga berfikir tentang: Kenapa banyak sekali orang-orang yang tertipu terkait transaksi barang thrifting? Apakah karena keamanan yang belum terjamin? Dan apa alasannya?

Saat seseorang sedang berbelanja barang thrift secara online, mereka pasti ingin proses transaksi yang aman dan tentunya kualitas yang terjamin. Mungkin bagi kita melakukan transaksi yang belum tentu terjamin keamanannya itu tidak apa-apa, namun bagaimana jika ada seseorang yang membeli barang thrift yang cukup banyak atau bisa dibilang harganya yang sedikit mahal.

Bagi kalian yang sedang terburu-buru karena ingin memiliki barang yang sedang kalian incar atau ingin membeli barang yang harganya sedikit mahal pasti tidak mau dirugikan karena tertipu oleh penjual.

Akan tetapi platform di indonesia sudah ada yang menggunakan metode middle man atau biasa disebut rekening bersama. Menurut kami middle man hanya akan menyelesaikan masalah jika middleman tersebut melakukan tugasnya dengan baik, atau bisa dibilang tidak menipu pelanggan, mungkin? Jika salah satu pelanggan mengalami hal tersebut maka apa bedanya dengan bertransaksi langsung dengan penjual.

Dari latar belakang tersebut, dapat disimpulkan terdapat beberapa pain points.

> User berbelanja tanpa mengetahui kualitas dari barang tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan atau tidak.

> User berbelanja di platform yang kurang terjamin keamanannya

Keamanan yang kurang terjamin dalam bertransaksi antara penjual dan pembeli.

Analisa masalah dan rincian kebutuhan user masih menjadi asumsi, untuk memvalidasi asumsi tersebut kami melakukan riset melalui wawancara dengan orang yang pernah melakukan thrifting secara online, baik bertransaksi sebagai pembeli maupun penjualnya.

> Memvalidasi permasalahan apa saja yang dialami user ketika berbelanja barang bekas (thrifting) secara online

> Mengetahui apa saja kebutuhan user ketika ingin berbelanja dan menjual barang bekas (thrifting) secara online

Mengetahui cara agar user dapat menemukan barang bekas yang berkualitas

Untuk mencari solusi agar user dapat menemukan barang bekas yang berkualitas dan bertransaksi dengan aman bertransaksi secara online.

Meningkatkan kemudahan user dalam mencari barang bekas yang berkualitas

Meningkatkan keamanan transaksi agar user dapat menemukan barang bekas yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya

Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan, maka target user yang akan menggunakan platform “Fashion Campus” adalah orang yang ingin melakukan transaksi jual beli barang bekas dengan kualitas sultan harga teman dengan aman. 

Jadi tantangan terbesarnya adalah bagaimana kita Membantu user untuk terhubung dengan penjual agar keamanan transaksi dan kualitas sesuai dengan keinginan user. Ide-ide tersebut harus mencakup cara untuk menjaga keamanan dan kualitas transaksi user dalam bertransaksi dengan penjual.

> Bagaimana cara mendapatkan  kepercayaan user?

> Bagaimana menyampaikan informasi barang yang valid sesuai dengan kebutuhuan user?

Berdasarkan latar belakang,, hasil temuan riset, identifikasi user, dan How-Might-We yang sudah dibuat, maka dapat disumpulakn User Story nya yaitu :

Sebagai user aplikasi thrift shop, saya ingin barang bekas yang kualitas sesuai keinginan dengan aman. Supaya saya bisa mendapatkan barang bekas dengan kualitas baik dan aman dalam bertransaksi secara online.

Mengetahui seberapa mudah, dan bermanfaatnya fitur jual beli yang sudah disediakan untuk user terhadap keamanan transaksi

Web apps yang telah dibuat ini ditujukan bagi pengguna yang memerlukan platform thrifting yang mengutamakan keamanan dan kemudahan dalam menggunakannya. Dengan adanya Testing ini diharapkan keseluruhan fungsi dalam Web apps dapat berjalan dengan baik dan menjawab keresahan user.

Metode yang dilakukan ini adalah dengan wawancara mendalam secara tatap muka dengan responden. Lalu tools yang digunakan adalah prototype figma pada mobile.

Target partisipan diambil dari acuan User Persona yang sudah dibuat. Dengan beberapa kriteria sebagai berikut:

> Berusia 18-45 tahun

> Memiliki ketertarikan terhadap thrifting

User dihadapkan pada situasi di mana dia membutuhkan barang thrift dengan cepat, mudah, dan aman. Oleh karenanya dia memutuskan untuk membuka web apps Fashion Campus dan melakukan beberapa task yang telah disediakan.

dari hasil perhitungan usability testing dengan pengguna di dapatkan nilai keseluran dengan total 9,2. maka dapat disimpulkan bahwa design yang telah dibuat mendapat Grade Scale A dimana adjective ratingnya adalah A

(9,2+8,8+9,4+8,4+9,8+9,6+9,4+9)/8 = 9.2

Dalam studi kasus ini sebenarnya kami menawarkan solusi baru untuk proses transaksi barang thrift yang bertujuan membuat proses transaksi yang aman dan terpercaya.

Seperti halnya Tokopedia, bukalapak, dan shopee yang memberikan solusi untuk bertransaksi barang, solusi kami yang ada di dalam studi kasus ini juga harus adanya kerja sama antar dengan pihak pembeli/penjual agar solusi ini berjalan dengan baik. Karena jika tidak, tentunya user yang tidak menggunakan aplikasi ini akan tetap tidak mengetahui kualitas dan kemanan barang serta transaksi di platform-platform sebelumnya.

Berdasarkan studi kasus ini, kami yakin masih banyak kekurangan dalam studi kasus, mulai dari sisi UX, UI, research, dan copywriting. Setelah studi kasus ini selesai, kami bisa mulai belajar lebih banyak tentang research, UI, UX, dll, sehingga studi kasus selanjutnya lebih memuaskan dari segala sudut.

Dan juga desain ini dibuat Based on data, sesuai hasil research yang kami harapkan bisa memenuhi kebutuhan user dan calon user.

Sekian studi kasus dari kami, jadi kami berharap studi kasus ini dapat menginspirasi orang-orang yang ingin melakukan studi kasus juga, dan juga menambah pengetahuan dan pengalaman saya dalam memecahkan masalah melalui desain.